Pendidikan Anak Menurut Ajaran Islam

KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, Penulis dapat menyusun makalah ini atas petunjuk dan hidayah Allah SWT yang senantiasa diberikan untuk kami sebagai pelengkap kami
ikan materi pada Pertemuan wali murid MTs Attaqwa 03 sekaligus pengajian ibu-ibu.
Penulis sangat bahagia karena pada kesempatan ini dapat memberikan ilmu melalui ibu-ibu guru guru, disamping itu juga ibu-ibu pengajian.
Penulis berharap dengan makalah ini kita dapat mendidik anak sesuai dengan ajaran Islam.
Makalah ini pasti masih banyak kekurangan, oleh karenanya berilah saran, kritikan serta koreksi agar makalah ini lebih baik lagi.
Semoga Allah meridhoi usulan kita. Amin.



Penulis


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1. Pendahuluan
2. Tanggung Jawab Pendidikan Anak
3. Hal-hal Yang Perlu Diajarkan Kepada Anak
4. Pendidikan Ahlaq
5. Menanamkan Kebiasaan Yang Baik
6. Kembangkan Bakat Anak
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

1. Pendahuluan
Bismillahirrahmanirrahim
Anak adalah dambaan orang tua, kehadirannya dinanti-nantikan oleh setiap keluarga baru sebagai penerus keturunan mereka. Tangisan bayi yang baru lahir akan disambut dengan penuh gembira dan harapan indah seperti yang digambarkan oleh Al Quran dalam bentuk do'a orang tua :




“ Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa ". (Al Furqon : 74 )
Dibalik harapan kehadiran seorang anak juga memberi amanah kepada orang tuanya.



“ Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan " (At Taghafun)
Cobaan tersebut terutama berupa amanah yang berisi tanggung jawab kedua orang tua untuk merawat, mengasuh, mendidik anak-anak mereka sebagai generasi penerus agar mereka menjadi insan yang taqwa kepada Allah, sehat jasmani dan rohaninya, cerdas terampil dan tanggap terhadap tantangan j amannya.
Setiap orang tua tentu mendambakan anaknya menjadi anak saleh, yang memberikan kesenangan dan kebahagiaan kepada mereka. Maka pendidikan anak sangat berfungsi untuk tercapainya harapan orang tuanya.
2. Tanggung Jawab Pendidikan Anak
Mendidik anak pertama-tama adalah tanggung jawab orang tua. Rasulullah sangat menekankan kepada orang-orang tua agar mendidik anaknya dengan baik dan benar.







“ Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis baca, berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik. (HR. Al Hakim ).



Dari Amr bin Said bin Ash R.A.:
" Tiada pemberian seorang ayah terhadap anaknya yang lebih utama dari pada (memberikan pendidikan) adab sopan santun yang baik". (H.R. Tirmidzi).
Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak itu tidak hanya terbatas untuk anak laki-laki saja akan tetapi juga untuk anak perempuan.








Dari Abi Said:
“ Barangsiapa mempunyai tiga orang anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua saudaranya Perempuan atau anak mereka lalu ia beri mereka pendidikan adab sopan santun, memehhara mereka dengan baik, dan mengawinkan mereka, maka, ganjaran yang akan diperolehnya adalah sorga " (KR Abu Daud dan Tirmidzi)
Bahwa pendidikan anak itu harus, dimulai sejak usia anak masih sangat dini, hal itu sesuai dengan prinsip yang diajarkan Islam tentang pendidikan seumur hidup. Hal ini dengan jelas disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW.




Tuntutlah ilmu semenjak buaian hingga hang lahat (H.R. Ibnu A I-Bar)
3. Hal-hal Yang Perlu diajarkan Kepada Anak
Sabda Nabi Muhammad SAW yang menegaskan tentang tanggung jawab orang tua di atas ( Hadits yang diriwayatkan oleh AI-Haklm ) juga menyebutkan hal-hal yang menurut Nabi perlu diajarkan kepada anak. Hal-hal tersebut adalah: adab sopan santun, tulis baca, berenang dan memanah. Selain itu, ada pula sabda Nabi yang menambahkan hat-hal tersebut.




Mengapa tidak diajarkan padanya menenun sebagaimana dia telah diajarkan tulis baca ? " (H.P, AI-Nasai )
Berdasarkan sabda-sabda Nabi tersebut agaknya kita bisa menyimpulkan hal-hal yang perlu diajarkan kepada anak mencakup:
1. Pendidikan akhlak yang sangat menentukan nilai kemanusiaan seseorang;
2. Kemampuan tulis baca yang merupakan dasar untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
3. Olahraga yang sangat penting untuk pertumbuhan badan, pemeliharaan kesehatan dan kesegaran jasmani,
4. Bela diri yang sangat penting untuk menumbuhkan rasa aman dan kepercayaan pada diri sendiri; dan
5. Keterampilan yang sangat diperlukan untuk mendapatkan penghasilan.

4. Pendidikan Akhlaq
Dengan pendidikan akhlak, tentu saja tercakup akhlak terhadap Tuhan dan akhlak terhadap sesama. Kedua aspek ini tercakup dalam pesan Luqman kepada anaknya sebagaimana diceritakan dalam Al-Qur'an:




























" Dan sesungguhnya telah kami berikan nikmat kepada Luqman Yaitu:
" Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa bersyukur kepada Allah maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji ". Dan (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberikan pelajaran kepadanya :
“ Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar '. Dan kami perintahkan kepada manusia ( berbuat baik ) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah. dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembah kepada-Ku, kemudian hanya kepadaKulah kembalimu, maka kuberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
(Luqman berkata) : " Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan ) seberat bayi sawi, dan berada dalam batu atau di langit di dalam bumi niscaya Allah akan mendatangkanNya (membalasinya), Sungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah ( manusia ) mengerjakan yang baik dan cegahlah ( mereka ) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah ).
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia ( karena sombong ) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai ". (Luqman: 12 - 19)
Dari pesan Luqman kepada anaknya tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa Islam mengajarkan agar kepada anak sejak dini ditanamkan: keyakinan agama, kesadaran moral dan tanggung jawab sosial.
1. Keyakinan Agama
Dalam menanamkan keyakinan agama pesan Luqman menekankan tiga aspek penting yakni:
1) Keyakinan tauhid yang sebersih-bersihnya;
2) Kesadaran akan kemakhlukan kita yang wajib mensyukuri segala karunia Tuhan, dan
3) Kesadaran bahwa segala gerak-gerik kita, yang nampak maupun yang tersembunyi tidak lepas dari pengetahuan dan pengawasan Tuhan.
Untuk menumbuhkan, memupuk dan memantapkan keyakinan agama itu, Luqman memesankan kepada anaknya agar mendirikan shalat. Ini berarti melaksanakan ibadah harus dibiasakan semenjak kecil.
2. Kesadaran Moral
Pembangkitan kesadaran moral dalam diri anak sebagaimana dicontohkan oleh Luqman berpangkal pada kemampuan membedakan antara yang ma'ruf, yakni hal-hal yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai moral, dan yang munkar yakni hal-hal yang mengganggu dan menimbulkan kerusakan pada kehidupan manusia.
Didikan yang diberikan kepada anak tentu saja tidak sekedar bersifat pengetahuan tentang apa yang ma’ruf dan apa yang munkar la juga dan terutama harus bersifat membangkitkan :
1) Tekad untuk menegakkan hal-hal yang ma'ruf dan mencegah hal-hal yang munkar, dan
2) Keberaman untuk menanggung resiko dalam menegakkan hal-hal yang ma'ruf dan mencegah hal-hal yang munkar itu.
3) Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial, pertama-tama diwujudkan sikap:
1) Berbuat baik dan hormat kepada orang lain, lebih-lebih mereka yang berjasa kepada kita seperti orang tua kita sendiri;
2) Bergaul secara baik walaupun dengan orang yang berbeda keyakinan dengan kita, dan
3) Tidak berlagak sombong dan angkuh kapada orang lain.
5. Menanamkan Kebiasaan Yang Baik
Dalam usaha mengembangkan kepribadian anak selain pengembangan kecerdasan dan keterampilan, perlu juga sejak dini ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang positif.
Dan pertama-tama anak harus dibiasakan menjaga kebersihan. Islam sangat mementingkan masalah kebersihan ini :




" Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan mencintai orang-orang yang membersihkan diri ... ..."






Dari A b i Huraerah RA.:
“ Jagalah kebersihan dengan segala usaha yang mampu kamu lakukan. Sesungguhnya menegakkan Islam di atas prinsip kebersihan. Dan tak akan memasuki sorga kecuali orang-orang yang memelihara kebersihan ......” (KR Thabrani )
Dari A isyah RA:
“ Islam adalah agama kebersihan, maka peliharalah kebersihan. Sesungguhnya tidak akan masuk sorga kecuali orang-orang yang memelihara kebersihan ". (H.R- Ac- Daylami)
Dalam rangka membiasakan hidup bersih dan hidup sehat anak dibiasakan untuk:
1) Berdo'a sebelum tidur dan ketika bangun;
2) Mandi secara teratur;
3) Menggosok gigi setiap bangun dan menjelang tidur
4) Membuang sampah pada tempatnya.
5) Ikut mencegah polusi.
6) Tidak merokok.
Kedua, anak harus dilatih dan dibiasakan hidup teratur. Hal ini bisa dilakukan dengan membiasakan makan secara teratur dan tidak berlebihan.


“ Makunlah dan minumlah, dan.jangan berlebih-lebihan ".




" Kami adalah kaum yang tidak makan kecuali sudah lapar, dan bila makan tidak akan sampai kekenyangan ". (H.R. Abu Dawud)





Dari sahabatS'alamah bin AI-Aqwara.
Bahwasanya seorang iaki-laki makan dengan tangan kirinya di hadapan Rasulullah SAW. Nabi menegornya: Makanlah dengan tangan kananmu. " (H.R. Muslim )
Dalam rangka melatih hidup teratur melalui makan tersebut, seorang ibu hendaknya membiasakan :
1) Menyusui dan memberi makan anaknya berdasarkan jadwal waktu yang tertentu,
2) Makan sendin' dengan rapi di tempat yang khusus sejak anak sudah mulai mampu melakukannya, dan
3) Berdo'a sebelum clan sesudah makan.
Dengan demikian anak mulai dibiasakan hidup mandiri tidak manja dan serba dilayani.
Ketiga, anak hendaknya dibiasakan hidup sederhana dan hemat.



" Janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan pula kamu bentangkan telapak tanganmu selebar-lebarnya, nanti kamu menjadi tercela dan menyesal ". (Al-Isra:29)
Untuk sebaiknya anak tidak dibiasakan jajan. Sebab jajan di samping merupakan kebiasaan yang tidak baik juga makanan yang ia beli belum terjamin kebersihannya hingga bisa membahayakan kesehatannya.
Untuk menanamkan kebiasaan yang positif, anak memerlukan contoh dan teladan dan orang-orang yang ada di sekitarnya yang selalu dekat dengannya.
6. Kembangkan Bakat Anak
Setiap anak mempunyai bakatnya sendiri. Maka itu orang tua hendaknya memperhatikan sejak semula apakah yang merupakan bakat anak.




" Katakanlah: "Setiap orang bekerja menurut keadaannya. "
(AI-Isra: 84)
Untuk mengenal bakat dan kecenderungan anak, mungkin orang tua harus berkonsultasi dengan Ahli psikologi anak:




Bertanyalah kepada orang yang ahli jika kamu tidak mengerti ". (An Nahl: 43 )

PENUTUP


Anak adalah amanah Allah kepada setiap orang tua karena itu mendidik anak adalah hal yang wajib. Berilah contoh-contoh yang benar dan baik kepada anak dan sadarilah bahwa setiap anak punya bakat yang berbeda dan perlu dikembangkan secara optimal. Insya Allah pendidikan yang baik akan membuahkan hasil yang baik pula sehingga anak menjadi anak yang shaleh berguna bagi masyarakat, agama dan negara.



No Response to "Pendidikan Anak Menurut Ajaran Islam"

Leave a Reply

 
powered by Blogger | For Blogservices